Pandangan Agama-Agama Terhadap Sila Pertama Pancasila

  • Arthur Aritonang Sekolah Tinggi Teologi Cipanas

Abstract

Penelitian ini didorong oleh persoalan yang memperlihatkan semakin menipisnya toleransi dalam relasi umat beragama di Indonesia. Padahal bangsa Indonesia adalah bangsa yang beragama serta mengakui sila pertama Pancasila berserta dengan maknanya, sehingga idealnya keharmonisan hubungan antar pemeluk agama bisa terlihat di ruang publik. Namun kenyataannya gerakan intoleran radikal yang selalu bergerak dengan mengatasnamakan agama, membuat bangsa Indonesia mengalami ancaman disintegrasi. Apakah dalam hal ini agama-agama di Indonesia menolak makna dari sila pertama Pancasila? Lantas, bagaimana pandangan iman Kristen terhadap makna sila pertama Pancasila? Melalui metode kepustakaan penelitian ini menemukan bahwa (1) agama tidaklah salah melainkan cara memahami dan menginterpretasi teks suci yang ditafsirkan sesuai dengan kepentingan kelompok agamanya; (2) iman Kristen meyakini bahwa sila pertama Pancasila mengandung nilai-nilai firman Allah.

References

Abbas, G. (2005). Telaah Teks dan Konteks Islam di Indonesia: Studi Kasus Aceh. In I. Suherlan (Ed.) Formalisasi Syariat Islam di Indonesia Sebuah Pergulatan yang Tak Pernah Tuntas, Formalisasi Syariat Islam (pp. 182-187). Renaisan.

Abdillah, M. (2005). Wacana Formalisasi Syariat Islam. In I. Suherlan (Ed.) Formalisasi Syariat Islam di Indonesia Sebuah Pergulatan yang Tak Pernah Tuntas (pp. 1-7). Renaisan.

Arif, S. (2016). Islam, Radikalisme, Deradikalisis, dan Pancasila, Societas Dei, 3(3): 240-266

Aritonang, A. (2014). Signifikansi sila-1 Pancasila bagi Umat Beragama [Skripsi, STT Cipanas]

Aritonang, A. (2019). Kekristenan dan Nasionalisme di Indonesia. Jurnal Amanat Agung, 15(1): 111-141. https://ojs.sttaa.ac.id/index.php/JAA/article/view/344/332

Aritonang, A. (2020a). Andreas A. Yewangoe dan Oikoumene Kontribusi pemikiran Andreas A. Yewangoe bagi Kekristenan dan Kemajemukan Agama di Indonesia [Tesis, STT Cipanas]

Aritonang, A. (2020b). Bangkitnya Islam Radikal dan Nasionalisme: Studi tentang Gerakan Islam Wahabi. Jurnal Efata, 6(2): 46-67. https://ejournal.sttiman.ac.id/index.php/efata/article/view/29/20

Darmaputera, E. (1987). Pancasila Identitas Dan Modernitas: Tinjauan Etis dan Budaya. BPK Gunung Mulia.

Darmaputera, E. (2002). Berbagai Dimensi Kerukunan Hidup Beragama. In W. Sairin (Ed.) Kerukunan Umat Beragama Pilar Utama Kerukunan Beragama. BPK Gunung Mulia.

Daulay, R. M. (2014). Kristenisasi dan Islamisasi Umat Kristen dan Kebangkitan Islam Politik Pada Era Reformasi di Indonesia. BPK Gunung Mulia.

Daulay, R. M. (2011). Kekristenan dan Politik. Jakarta: Waskita.

Diputhera, I G. N. O. (1996). Toleransi dan Kebebasan Beragama Telah Menjadi Pandangan Hidup Bangsa Indonesia. In T. B. Simatupang (Ed.) Peranan Agama-agama dan Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dalam Negara Pancasila Yang Membangun (pp. 69-88): BPK Gunung Mulia.
Dokumen Keesaan Gereja Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (DKG-PGI) 2004-2009. PGI.

Laisa, M. (2014). Islam dan Radikalisme. Jurnal Islamuna, 1(1): 2-18

Hardawiryana, R. (2001). Dialog Umat Kristiani dengan Umat Pluri-Agama/Kepercayaan di Nusantara. Kanisius.

Hikmawati, H. & Pitana, T. S. (2018). Oneness of God’s Concept from Rimba Watualang. Ibda: Jurnal Kajian Islam Dan Budaya, 16(1), 85–103. https://doi.org/10.24090/IBDA.V16I1.1392
Huda, M. T. & Sari, R. S. I. Toleransi dan Praktiknya dalam Pandangan Agama Khonghucu, Jurnal Studi Agama, 4(1): 15-34.

Misrawi, Z. (2010). Al-Qur’an Kitab Tolerans Tafsir Tematik Rahmatan Lil ‘Alamin. Pustaka Oasis.

Mukhlis, F. H. (2016). Teologi Pancasila: Teologi Kerukunan Umat Beragama. Fikrah: Jurnal Aqidah dan Studi Keagamaan, 4(2): 171-186.

Muzaffar, C. (2001). Universalisme dalam Islam. In C. Kurzman (Ed.) Wacana Islam Liberal: Pemikiran Islam Kontemporer tentang Isu-isu Global, ed. Charles Kurzman (pp. 238-249). Parmadina.

Noer, D. (1983). Islam, Pancasila dan Asas Tunggal Pancasila. Yayasan Perkhidmatan.

Nurcholish, A & Dja’far, A. M. (2015). Agama Cinta: Menyelami Samudra Cinta Agama-Agama. Elex Media Komputindo.

Pendidikan Agama Kong Hu Cu di Pendidikan Tinggi. (2016). Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi.

Rashid, S. M. (2002). Kerukunan Hidup Beragama Menengok Masa Lampau dan Menatap Masa Depan Menurut Persepsi Buddhis. In W. Sairin (Ed.) Kerukunan Umat Beragama Pilar Utama Kerukunan Berbangsa: Butir-Butir Pemikiran (pp. 155-120). BPK Gunung Mulia.

Ridwan, N. K. (2002). Pluralisme Borjuis Kritik atas Nalar Pluralisme Cak Nur. Galang Press.

Rosadi, A. (2008). Hitam Putih Front Pembela Islam: Mengungkapkan Rahasia-rahasia Mencengangkan Ormas Keagamaan Paling Kontroversial. Nun Publisher.

Salim, F. (2013). Tafsir Sesat: 58 Essai Kritis Wacana Islam di Indonesia. Gema Insani.

Schumann, O. (2000). Kehidupan Bersama Umat Kristiani dan Umat Muslim di Indonesia Pada Masa Depan. In Tim Balitbang PGI (Ed.) Meretas Jalan Teologi Agama-agama di Indonesia (pp. 73-99). BPK Gunung Mulia.

Sitompul, E. (2010). NU dan Pancasila: Sejarah dan Peranan NU dalam Perjuangan Umat Islam di Indonesia dalam Rangka Penerimaan Pancasila sebagai Satu-satunya Asas. LkiS.

Sopater, S. (2002). Agama dan Negara dalam Konteks Kerukunan Pemeluk. In W. Sairin (Ed.) Kerukunan Umat Beragama Pilar Utama Kerukunan Berbangsa (pp. 76-81). BPK Gunung Mulia.

Sumarno (2020). Pemahaman Sila Ketuhanan Yang Maha Esa Menurut Iman Kristen (Bagian 2). Jurnal Arrabona, 2(2): 237-266.

Syafe’i, Z. (2016). Kontekstualisasi Hukum Islam Tentang Konversi Agama (Riddah) di Indonesia. Jurnal AlQALAM, 33(1): 160-191.

Yewangoe, A. (2001). Agama-Agama Dan Kerukunan. BPK Gunung Mulia.
Published
2021-03-29
How to Cite
Aritonang, A. (2021, March 29). Pandangan Agama-Agama Terhadap Sila Pertama Pancasila. Pengarah: Jurnal Teologi Kristen, 3(1), 56-72. https://doi.org/https://doi.org/10.36270/pengarah.v3i1.44
Section
Articles